Baca Sajalah
Hayhay, kata-kata itu selalu kau ucapkan diawal pesan singkatmu.Lalu, kau mulai dengan sapaan yang lucu itu untukku.
Kemudian, nada-nada deringmu yang membangunkanku dari kantukku saat sahur itu.
Tak lupa perhatianmu yang tak pernah ku dapatkan sebelumnya.
Aman..
Terjaga..
Senyum kecil saat menatap layar mungil itu..
Tak pernah begitu indah.
Namun solar-plexus inipun bekerja, mengirimkan sinyal pada otak..
"Hati-hati ini terlalu indah."
And yes, it's way too beautiful to be true.
Berawal dari praduga yang tak ku indahkan
Kemudian realita pun berbicara, menegurku, membangunkanku dari mimpi indah panjang.
Akui sajalah,
Kita berdua terlalu sibuk untuk hanya sekedar mengurusi masalah hati.
Kau dengan duniamu, dan aku dengan duniaku.
Jujur sajalah,
Pernah ku perjuangkan urusan hati ini, tak peduli pendapat orang.
Pernah tak terpejamkan mata ini hanya untuk menunggu.
Pernah ku bersabar menunggumu bergerak.
Percayalah, aku pernah melewati malam-malam panjang itu.
Percayalah, aku pernah begitu sabar menunggu.
Teringat bagaimana teman-temanmu meyakinkanku,
sedangkan aku sendiripun tak pernah meyakini.
Tapi tetap ku jalani.
Akhiri sajalah,
Segala ketidakpastian ini, lebih baik disudahi saja.
Kau kembali dengan duniamu,
dan aku segera kembali dengan duniaku.
We'll be just fine, i presume.
P.s: Terima kasih telah memberikan perasaan aman itu walaupun hanya beberapa saat, perasaan yang tak pernah kurasakan selama 3 tahun lebih belakangan ini. Mungkin itu memang naluri pelindungmu sebagai anak tertua, aku yakin. Merci beaucoup, monsieur.
Ney.
0 comments:
Post a Comment