2 com

mister navy shirt and geek look with super cute haircut

Hi mister... Yea you, mr. looking-good-with-those-nerd-attributes! ;P

And so, there was me at the parking lot, lagi ngantuk-ngantuknya, dan tampang seada-adanya lengkap dengan bad hair day, dengan 'Wednesday Slow Machine' di salah satu radio jadi soundtracknya, siap-siap mau pulang. Baru jalan beberapa meter, and there he was. Walking on the street looking good.

Expectation:
"Heei mas... Pulang duluan yaa.." Dengan suara serak-serak seksi mirip-mirip Raisa, dan angin membelai-belai rambut dengan gerakan slow motion. Looking cool, and dressed well (semacam pake casual/cocktail dress).
Dia yang berjalan menunduk, kepalanya terangkat, kemudian sambil tersenyum dengan mata teduh di balik kacamatanya, "Eh, Neysa.. Iya hati-hati yaa... Love you!" With a little blow kiss. Still slow motion.
"Iyaa... Love you too..." me answered him with another little blow kiss.

Kemudian, bunga-bunga dan dedaunan berjatuhan, dengan latar belakang sunset.


Reality:
"Mas *****! Pulang!" Saking nervousnya, yang keluar malah teriak. Rada ambigu antara ngasih kabar atau nodong. Angin sialan itu dengan hebatnya nambah-nambahin bikin poni keramat jadi belah tengah. Niatnya sih sambil ngasih klakson-klakson centil yang cuma *tin!*, tapi karena nervous jadi agak sedikit lebih panjang. Oke, agak panjangan. Plus dadah-dadah penuh semangat. Wearing those cargo and tee with a 'WTF' letters on it, looking far from womanly.
Antara jantungan dan takut ditodong, dia cuma senyum kaget sambil dadah balik, "yaa..."

Dan, nggak ada blow kisses, slow motions, atau daun/bunga berjatuhan. *yaiyalah menurut lo, dengan penampakan gue yang belah tengah aduhai ini dan mata-panda-muka-seada-adanya, dengan style preman palmerah masih bisa dramatis? Udah bagus yang ditegor nggak stroke mendadak.*

Benar kata orang,
"Expectation is the root of all heartache."

Ps. He looked sharp and charming, by the way. Nice effort, sir, nice effort.

_________

Dear God, do You mind if I have one like this? Please... ;P

Neysa


*Sumber foto: Google.com
Read more »
0 com

Lebaran Hari Ke-5


Lapor,

Lebaran hari ke-5, masih nggak ada kerjaan. Secara masih banyak yang belum masuk. Tapi lumayan laah, manager, dan beberapa kucing besar sudah masuk.

Tikus-tikus tidak bisa berpesta lagi, Jenderal.

Anyway, aku udah masuk kantor sejak lebaran hari ke-3. Kebayang nggak sih, lebaran hari ke-3, kantor udah kayak kuburan. Yang masuk nggak nyampe 10 orang. Dan, kemungkinan hingga akhir minggu situasi diperkirakan masih kondusif. Oh iya, bagi yang nggak tau, setiap hari kamis, di kantor emang 'Uniform Day'. Untungnya nggak kayak TV tetangga yang seragam-an tiap hari dan harus pake celana bahan, kita boleh dong pake apa aja, yang penting ada seragamnya. Hari kamis malah jadi semacam 'fashion day'. Ngooook.

Hey-ho, hari ini aku bertemu bapak itu. Baru buka pintu, dia nengok, "Eh, Neysa..." with his cute new hair cut. Emang aslinya udah ganteng bahkan dengan rambut agak panjang, potong rambut pendek jadi makin ganteng. (Oke, repetisi di kata 'ganteng'..) Aku cuma jawab "Eh, mas..." bahkan lupa minal minul saking speechless-nya. Hahaha.

Selingan doang, nggak apa-apa lah ya, biar semangat ngantor. Kalo buat diseriusin mah bahaya yang model gitu.


Sekian. Laporan selesai.


Neysa
Read more »
0 com

Blogku Dibajak Makhluk Berpipi Gembil

Photographed by: @AlfianRusli

Namaku Ibrahim, tapi biasa dipanggil Himhim. Keponakannya tante Neysa, tapi aku lupa umurku berapa. Entah dari mana asalnya, tapi mukaku Korea banget. Mungkin karena Ummi-ku ngidam K-Pop waktu pas hamil aku kali ya.

Jangan gampang gemes sama aku ya, soalnya pipiku gampang merah. Nanti kalo udah merah, malah makin gemes lagi. Huhuu...

Photographed by: @AlfianRusli

Ini aku lagi pake pecinya si om Kiki. Tanteku iseng banget ya, kan aku belum tau ini benda apa. Akunya sih main aja, nggak tau lagi difoto-foto. Itu bibirku asli, nggak pake lipstick. Jangan tambah gemes ya.

Ini ada foto satu lagi buat temen-temen tanteku yang lagi baca.

Photographed by: @neycit

Dadaah...


Himhim
*lagi ngebajak blog*
Read more »
0 com

Si Cungkring

Seharian jalan sama si cungkring, sahabat saya sejak SMA, has been quite 'jedotin kepala' moment. :)) You can hide yourself with other people, but not from your mirror. He's my mirror. Nyebelin emang. Banget. Apalagi doi emang nggak pernah melatih dirinya biar agak-agak keayak gitu kan ngomongnya.

Herannya adalah... Nyokap itu biasanya kuranf setuju kalo tau aku jalan berdua aja sama cowok. Manapun. Tapi kalo aku bilang jalan sama si cungkring, langsung boleh. Kurang sakti apa si cungkring? Or, maybe it's just my mom didn't see him as a guy. Haha.

Dan nggak tau kenapa. Kayaknya ngalir aja gitu kalo curhat di mobil. Rasanya, yang terpendam-terpendam itu bisa keluar semua kalo ada 2 faktor:
1. Si cungkring di sebelah
2. Pedal gas

Gila udah lama banget kayaknya sejak terakhir ketemu! Bahkan, kecenganku terakhir yang dia inget itu yang pas awal masuk kantor. Heeem, padahal udah setahun lebih aku ngantor. Jadi pas dia nodong, "So, give me some updates!" Aku bingung harus mulai dari mana.

Setelah ku ceritain semua-muanya, dia cuma bilang, "Jadi total ada berapa orang yang gue lewatkan?" Ngoik banget nggak tuh? As usual, setelah salah satu di antara kita cerita, pasti yang satunya bakal sok-sok bijak. Walaupun almost of his advices are always wrong. Tapi selalu ku dengerin. Heran? Sama. :))

"Gue tau lo udah move on, udah apalah segala macem. Tapi beneran udah move on, move on?"

......

"Move on dari kehidupan dia sebagai sahabat?"

Ngoik. Tapi tanpa aku jawab, dia udah tau jawabannya. Haha, koplaks emang. Terus, kenapa pake nanya?! Gembel emang si cungkring.

"Yaa lo nggak usah mikirin masa depan lah. Pikirin aja karier lo yang udah di depan mata. Masalah yang lain mah bisa nunggu.."

Well, I guess people change, right. People do change. So do you. And I, would never be the same.

And I'm gonna rock it.



Neysa

P.s: Butuh 2 mall, 2 restoran, 1 bioskop, 3 kali parkir, and thousands miles and still not enough. :p
Read more »
0 com

Hate is easy, love that needs courage.

Ya ampun, aku lupa kapan terakhir nulis blog ini.
Lupa posting terakhir apa.
Well, sebenarnya tinggal liat aja sih ya, but I decide not to, at least after I finish this post.


Aku udah lupa, apa aja yang harus di catch-up. Okay, I'll go with bullets.

1. Career.
This particular subject always make me excited. Belum, aku belum kemana-mana. Masih di kantor yang sama dengan posisi yang sama. Pulang juga masih nggak jelas, gaji juga nggak kemana-mana :p . Tapiii... Pengalaman dong yang nggak sama.

Ketemu dengan banyak orang baik dan luar biasa ini anugerah banget buatku. Suportif, ngemong, nggak pelit ilmu dengan kredibilitas yang udah nggak perlu diragukan lagi. Sempurna banget juga enggak, kadang ada yang ngeselin juga. :P But hey, semua pekerjaan juga begitu bukan. Senengnya adalah aku udah nemu ritme kerjanya. And with these experiences, I see this whole new world in a very different way. Seriously.


2. Social.
Hahahaaa... Ini nih. Berhubung kerjaan saya yang nggak 9 to 5, tapi 9 to 'kelar', agak susah ya 'mengejar' kehidupan sosial. Yaaa, gaulnya nggak jauh-jauh sama orang kantor (dududu...). Tapi sempet juga kok beberapa temen-temen lama. Bahkan sempet juga liburan bareng temen-temen SMA, ketemuan dengan beberapa temen kuliah, SMP. Walaupun banyak nggak bisanya, not bad laaah...

3. Personal
Pertanyaan pertama: Status? (pede banget! haha) I'm single, dan belum mau mengubahnya dalam waktu dekat. Bukan, bukan karena belum move on atau belum laku whatsoever (bhahaha, ngakak sendiri). It's because I prefer that way, being single.

See, there's a lot of things that you can't see when you're not single. Contoh, my inner peace. Waktu nggak single, aku nggak pernah sempat (atau nggak pernah mau) berkontemplasi sama diri sendiri. And turned out I've lost myself. Butuh waktu cukup lama untuk mengenal diri sendiri (lagi). Dan ketika aku udah mulai mengenal diri sendiri, aku jadi nyaman sendiri. That's it.

But that doesn't mean I live with no problem. You know my thing with my ex/bestfriend. Here's the thing... You can't judge things as black and white. Dan hasil dari kontemplasi dengan diri sendiri ini turned out, I kinda miss him. Not miss I-want-him-back kind of thing, but miss missing. Despite all of what had happened to us, he was my bestfriend after all. And because I knew him jauh jauh sebelum semuanya terjadi, I can't just as easy as hate him. But after all, I definitely can't undo that, right. *sigh* Well...

_______

Anyhoo, malem ini sahur terakhir. Walaupun lagi nggak sahur, kayaknya aku mau ikutan. Oh ya, satu hal yang entah aku dapat dari si inner peace *mau muntah, silakan...* ini adalah I learned how to forgive and let go. Let go ini yang susah. Kalo orang tua biasa nyebutnya ikhlas kali ya. Dan ternyata beban-beban itu bakal terangkat sendirinya ketika bisa ada dalam fase 'let go' ini.

Eits, ini bukan masalah percintaan aja. This is me paying attention more to the whole big picture than being annoyed by the details. Get it?

Nah, berhubung momennya lagi pas... I do realize I live with all mistakes and flaws, jadi jauh dari lubuk hati yang paling dalam... Aku minta maaf ya... Have a white, pure, and beautiful Ied. Allah bless us all.




The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong. -Gandhi


P.s: Walaupun kata-kata copas dari si mbah, but they reflect me the most. Jadi, minta maafnya beneran loh, sumpah...


With love and tons of kisses,

Neysa


_________

Update:
Ternyata posting terakhir tentang security SMA yang udah meninggal. He was my bestfriend. :'(
Read more »
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...