0 com

Nostalgia. :)

Mumpung revisian udah beres, jadi teringat sesuatu...


Dulu waktu SMA, setelah dibuat patah hati oleh sahabat sendiri karena persahabatan yang kami buat sendiri, saya pernah berpikir...

"Mungkin nanti ada yang seperti dia, atau yang lebih dari dia. Dunia kuliah gitu loh, orang-orangnya udah dewasa-dewasa, banyak orang baru, pasti makin banyak pilihan. Mungkin nanti bisa melupakan perasaan yang ini."

Saya tidak sadar sampai si sahabat saya ini menelpon saya di suatu malam...

"Ney, gue lagi deket sama cewek."


And suddenly my heart stopped.

Ketika itu, saya baru tersadar, ternyata tidak ada yang bisa menggantikan dia.
Tapi tidak ada yang bisa saya lakukan, kecuali mendoakan dia bahagia.

Apalagi ketika melihat foto-foto mereka di situs-situs social-network itu, atau ketika bertemu sahabat saya langsung. Rasanya seperti ada yang hilang, entah apa.
Sakitnya luar biasa. Rasanya seperti punggung disiram es batu yang ujungnya tajam. Dan semakin sakit ketika harus tersenyum ketika sahabat saya ini bercerita tentang pacarnya. :)

Belum lagi ketika si pacarnya ini cemburu dengan saya.
Disuruh memilih, pada akhirnya sahabat saya memilih pacarnya.
Saya hipotermia.
Walaupun sebenarnya tidak rela, tetapi saya maklum dan berusaha terdengar santai seperti sahabat yang baik... Dan memang saya berusaha ingin menjadi sahabatnya yang paling baik buat dia.

Huah, ternyata perjalanan kami ndak mulus juga. :)



P.s: Jadi maklum kan kenapa saya nggak bosan-bosannya bikin posting tentang dia. :)
Read more »
0 com

Random

Saya benci orang yang secara sadar menggunakan atribut-atribut tertentu, dan langsung menganggap dirinya lebih baik dari orang lain.

Penggemar musik metal nggak mesti gondrong dan tatoan kan?


Read more »
2 com

Pria Ini


Pria ini masih pria yang sama dengan posting sebelumnya
Pria cuek, super sibuk, dan selalu kurang tidur itu saking sibuknya
Pria yang paling susaaaaah untuk dihubungi
Pria yang jaraaaang sekali mengucapkan kata-kata romantis

Pria yang sama yang menjadi sahabat saya sejak lamaaa itu
Pria yang sama yang membuat saya jatuh cinta sekitar 5 tahun yang lalu
Pria yang sama yang sekaligus membuat saya patah hati karena persahabatan kami
Pria yang sama yang membuat saya jatuh cinta lagi tahun lalu

Pria ini juga yang membawa saya yang berat ini jauh-jauh ke UKS waktu saya pingsan
Pria ini juga yang rela jauh-jauh datang dari Jogja 10 jam dengan motornya hanya untuk menemani saya makan sushi (padahal dia benci sushi)
Pria ini juga yang selalu saya larang datang ke Bandung dari Jogja, namun keesokan harinya saya menemukannya berdiri di depan pintu kamar, tersenyum nakal
Pria ini juga yang mengejutkan saya tadi pagi ketika dia mengetuk pintu kamar saya tadi pagi dan meninggalkan program pelatihannya hanya untuk menemani saya sidang hari ini

Untuk pria yang tidak pernah bicara 'manis' ini...
Untuk pria yang lebih sering membuat saya tertawa daripada 'meleleh' ini...
Untuk pria yang tidak takut mengkritik saya habis-habisan tanpa takut dimusuhi, yang kemudian saya jadikan cambuk...

I'm really lucky to have you.
I can't thank enough.



P.s: You make those 'teen-lits' sound lame. Anyway, I'm a bachelor now. Finally. Thanks to this guy.
Read more »
0 com

Pacar itu...

Cuek. Apalagi ditambah sekarang udah kerja, jadi super sibuk, kurang-tidur, harus belajar dan lain-lain itu. Bah, makin cuek. Hari sabtu-minggu aja susaaaahh banget dihubungin, mau sms, telfon, atau facebook. Udah pasti nggak dibalesnya. Entah lagi ke bengkel, lagi belajar, lagi jauh dari handphone, sampe lagi tidur. Sekalinya nelfon ya pas malem-malem mau tidur. Lima menit sebelum dia tidur.

Pernah nih suatu hari di hari sabtu, kita telfonan pas dia mau tidur. Aku lagi cerita panjang lebar. Dianya diam aja, kirain dengerin. Aku makin semangat cerita. Tiga detik kemudian, "krooookkk..." Sialan. Ditinggal tidur.

Tapi, di saat-saat aku down-dan-stress kayak gini, tiba-tiba ada MMS dari dia. Foto restoran bebek ginyo dengan tulisan "Minggu depan maem di sini yuk dekk!!" Dan entah kenapa pas baca MMS itu, aku jadi semangat. Bukan semangat menghadapi hari selasa, tapi semangat gimana caranya mengatasi hari selasa dengan baik supaya hari sabtu bisa jalan sama dia, bersenang-senang. Dan pas banget, aku lagi pengeeeen banget makan bebek.

Ah tambah kangen,
I love you, hamster.

Read more »
0 com

Boleh Dibaca :)

Kata-kata Diki kepada Putra:
"... lo bikin sebutan 'adik' itu supaya dia dan lo bisa lebih akrab dari orang pacaran sekalipun! Dan, keadaannya malah lebih baik dari harapan lo sebelumnya. Ronny dan Santi malah lebih baik dari harapan lo sebelumnya. Ronny dan Santi malah akhirnya putus karena lo, kan? Akhirnya, lo lah orang yang tertawa paling akhir, ya kan? Sekarang, nggak ada lagi penghalang antara lo dan Santi."

(Mahir Pradana - Here, After: 64)


Ada yang senasib?
Well, saya rasa quote ini 'ngena' banget ke saya dan mungkin banyak orang.

Isu ini emang sensitif banget. Dan jujur, pada awalnya saya pun ngerasa nggak penting banget ngangkat isu ini. Tapi ternyata hal-hal semacam ini bisa bahaya juga. Dan, setelah baca novel ini (yang pengarangnya pun kebetulan cowok), saya jadi ngerti deh sedikit-sedikit tentang persepsi laki-laki. Termasuk ketakutan-ketakutan mereka.

Kasus-kasus macam ini yang saya dengar, sering banget menimpa cewek, entah kenapa ya. Mungkin karena cewek banyak yang terlalu pake hati kali ya, nggak ngerti deh. Atau mungkin ego laki-laki yang terlalu besar juga, nggak tau juga deh. Tapi bukannya cowok nggak bisa kena juga. Dan di sini saya nggak bermaksud nge-judge orang-orang yang setipe di atas jelek semua, mungkin ada yang bener-bener beneran, mungkin ada juga yang sejelek-jeleknya seperti kasus di atas. Wallahu'alam.

Intinya adalah, saya sih berusaha naif aja. Yang pertama, nggak bermaksud membatasi pergaulan sih, tapi ketika saya berpikir saya menghormati pasangan saya, ini adalah salah satu caranya. (Kecuali kalo dia emang bener-bener nggak pandang bulu, itu sih nggak worth it banget.) Yang kedua, saya pikir saya nggak perlu-perlu banget juga sih untuk cerita ke 'Putra-Putra' yang lain ini. Toh teman wanita saya banyak, dan masih ada mama dan papa saya juga yang bahkan jauh lebih berpengalaman. :P

Nggak mesti musuhan juga sih, tapi juga jangan terlalu deket juga. Menjaga silaturahmi aja kan nggak harus intim juga kan? Lagian kalo emang mereka bukan 'Putra-Putra' yang lain, pasti ngerti, maklum, dan berusaha memahami situasinya deh.

Yeaa, I get it now.
You know what, if your guy acts like this, then you should be happy. Sebenarnya dia cuma takut kehilangan kita. :)



P.s: Jujur, pacar saya sih nggak pernah bilang terang-terangan, tapi yaah saya tau diri aja deh. Saya kan juga nggak mau kehilangan dia, apalagi cuma karena hal-hal yang menurut saya 'sepele' kayak gini. :)
Read more »
0 com

Teary

Sahabatku, bukan maksud hati membebani,
Tetapi...

Telah lama, kumenanti
Satu malam sunyi untuk kuakhiri
Dan usai tangis ini, aku kan berjanji...

Untuk diam, duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring... sakit
Menentang malam, tanpa bimbang lagi
Demi satu dewi yang lelah bermimpi
Dan berbisik : "Selamat tidur, tak perlu bermimpi bersamaku..."

Wahai tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi

Curhat Buat Sahabat - Dewi Lestari

quoted from here.
somehow, this song always makes me teary. :'(

Read more »
2 com

I Wanna Hold Your Hand

Jadi keingetan sesuatu.

Seperti yang kalian tahu (atau belum tahu ya?), saya punya sedikit keanehan. Saya itu sebenarnya takut cowok. Maksudnya bukan semua cowok, hanya cowok-cowok yang ketahuan (entah feeling, atau jelas-jelas ada buktinya) nggak cuma pengen berteman. Kalau yang cuma pengen berteman sih nggak apa-apa.

Untungnya, my very own bestfriend has solved this. :)

Tapi ternyata belum sepenuhnya teratasi. Saya yang belum berpengalaman ini, nggak ngerti cara mengekspresikan perasaan saya ke dia. Ah, nggak usah jauh-jauh. Pegangan tangan aja saya nggak bisa. Rasanya malu gitu. Kalau pas nyebrang sih beralasan lah ya, tapi kalau di mall? Berasa jadi kayak tukang pijet.

Anyway, untungnya si pacar tidak kemudian lari tunggang-langgang melihat keanehan di diri saya ini. Malah, akhirnya dia yang ngajarin. Hahahaha norak emang.

Alkisah suatu hari di MTA. Di lorong penuh orang...
Pacar: "Boleh nggak aku gandeng tangan kamu?" (which is so sweet, instead of main pegang aja, dia minta izin dulu, hehehe. Mungkin karena udah kenal sama keanehan saya.)
Saya: "Errr... Ih malu ah, banyak orang gitu, ntar diliatin..."
Pacar: "Yaudah, mau nggak diajarin?"
Saya: "Iiih, gimana caranya?"

Berasa dijawab, lorong di depan kami sepi banget, nggak ada orangnya...
Pacar: "Nah itu di depan kan sepi tuh, jadi nggak ada orang yang liat. Kita jalan dari toko A ke toko B gandengan, gimana?" (FYI, toko A ke toko B itu dari ujung ke ujung)
Saya: "Mmmm aaaahh yaudah deh..." (dengan berat hati, karena nggak ada alasan untuk menolak.)

Trus akhirnya kita jalan dari toko A ke toko B gandengan. Tapi jalannya jalan cepat. Sangat cepat. Hahahaha. Mana deg-degan lagi, plus udah blushing abis deh itu kayaknya. Hihihi.

Komentar dia setelah gandengan pertama kali sama saya:
"Kayak gandengan sama mayat, abisnya kamunya lemes gitu tangannya." Bhahahahaha!

Tapi setelah itu, dia jadi punya alasan untuk megang tangan saya waktu rame. Dia bilang, "kan kamu udah belajar..." Heuu, siaul. Untung sahabat sendiri, jadi bisa dijitak. :P


Read more »
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...