Life is (not) a Matter of Dream.
Kenapa ya akhir-akhir ini aku selalu berpikir waktu itu TERLALU cepat berlalu. Rasanyaa, emm.. Kalo diibaratkan film, aku ngerasa kayak besok tuh udah episode terakhir gitu, dan aku takut i don't have this magnificient happy ending. What about my life is another crap movie? Not even a good movie or whatsoever? Atau, aku baru sadar di ujung film, kalo di menit ke berapa itu, aku salah belok.
Aku emang nggak berbakat main game RPG. Dari dulu juga gitu. Aku selalu melewatkan spot penting, dan instead of making conversation with someone important, i'm just walking with no paths, with no goals. Aku bahkan nggak tau tempat mana yang ku tuju, aku cuma berjalan dan berjalan aja sampe kakiku pegel, sampe kakiku nggak kuat lagi dibuat jalan.
Aku selalu kagum (boleh juga dibaca iri) sama orang-orang yang punya tujuan dalam hidupnya. Why they could be so sure about they life? Sedangkan aku? Semuanya blur, aku bahkan takut untuk bermimpi. Takut mimpinya ketinggian, haha.
Inget mimpi jadi inget waktu kemarin aku memutuskan untuk memulai suatu hal baru yang akan ku tekuni di waktu yang akan datang, hal pertama yang ku dapat waktu akhirnya aku berbicara pada seseorang tentang hal ini adalah jawaban, "Kamu nggak bisa. Terlalu susah, kamu nggak bisa." Jawaban macam apa itu? Itu jauh dari jawaban harapanku. And the fact is, you can't say "YOU CAN'T" to someone else just to make you sure that YOU CAN'T do that. Dan masalahnya, aku juga bukan orang dengan rasa percaya diri yang berlebih, aku gampang down. I need someone to encourage me, not to show me how weak i am. I've already had a lot of this kind of people. Huff.
Anyway, dukungan justru datang dari orang-orang yang tak ada dalam list pendukungku, but somehow, i'm really glad there's someone out there and support me. Thanks is not enough to say, i guess.
even an ordinary secretary or a housewife or a teenager can, within their own small ways, turn on a small light in a dark room.(Miep Gies - Freedom Writers)
Ney
0 comments:
Post a Comment