Oscar 2010's Moral Message.

i must share this. seriously.

Siapa sih nih? Dia adalah Michael Giacchino, peraih Oscar 2010 untuk kategori The Best Original Score untuk film Up. I knew it. OST-nya Up somehow selalu ngena bgt, entah sedih atau senang. He's totally a genious. Padahal lawannya, James Horner (Avatar), Alexandre Desplat (Fantastic Mr. Fox), Marco Beltrami and Buck Sanders(The Hurt Locker), Hans Zimmer (Sherlock Holmes).

Apa sih nih? Ini rekaman video Oscar acceptance speech-nya, yang menurutku sangat sangat inspiratif.

Buat apa sih nih? Buat menginspirasi yang baca. Yang ada waktu 1-2 menit untuk nunggu streaming, yang mau berubah, yang merasa 'iman'-nya sedang goyah. Tapi buat ku pribadi, video ini kutujukan buat para pendidik di Indonesia tercinta, yang masih merasa dirinya 'pintar' dengan tanpa dia sadari mematikan imajinasi anak-anak Indonesia, khususnya buat pendidik-pendidikku di masa lalu, when i am in my golden age. THANK YOU for ruining my golden age, THANK YOU for shutting off my dreams. THANK YOU SO MUCH.



Thank you, guys. When I was... I was nine and I asked my dad, "Can I have your movie camera? That old, wind-up 8 millimeter camera that was in your drawer?" And he goes, "Sure, take it." And I took it and I started making movies with it and I started being as creative as I could, and never once in my life did my parents ever say, "What you're doing is a waste of time." Never. And I grew up, I had teachers, I had colleagues, I had people that I worked with all through my life who always told me what you're doing is not a waste of time. So that was normal to me that it was OK to do that. I know there are kids out there that don't have that support system so if you're out there and you're listening, listen to me: If you want to be creative, get out there and do it. It's not a waste of time. Do it. OK? Thank you. Thank you.


Pesan moralnya satu: Guru juga manusia. Itu benar. Tapi please profesional dong. Kalo nggak tau cara ngedidik yang bener, mending mundur aja. Jadi guru itu nggak mudah. Nggak semudah itu marah-marah, nggak semudah itu main tangan, you may be a killer, but not the respectful one. Sorry to say. Gaji kecil? Yaudah, jangan jadi guru, jadi businessman dong. Guru itu pengabdian, man.

Jadi inget cerita yang baru-baru ini ku dengar. Ada seorang guru yang memaksa muridnya (sampe si murid nangis-nangis di rumah, berusaha dengan keras, merasa dia sangat bersalah) hanya karena si murid kidal, dan si guru 'nggak suka' dia menulis dengan tangan kiri. Maka si guru menyuruh si murid menulis dengan tangan kanan. And it happened. Di zaman orang-orang udah pada pake iPod, iPhone, iPad.

Hey, mundur aja jadi guru gimana pak/bu? Jadi tukang siomay kek. At least, you do something useful. Ngenyangin perut orang.

Satu-satunya guru yang ku ingat adalah guru bahasa Indonesia-ku waktu kelas 5 SD dan sejarah kelas 3 SMA. Entah apa dia sampai detik ini masih mengajar di sana atau tidak. Dia yang selalu mendorongku untuk menulis. He believed in me. Bahkan waktu aku mencorat-coret buku pelajaran karena aku ingin menulis dan nggak ada kertas kosong, atau ketika aku bertanya dengannya di luar jam pelajaran, mengapa begini mengapa begitu. Mereka berdua sama sekali tidak merasa terganggu. (Padahal aku merasa cerewet, nakal, dan annoying sekali.) Terima kasih, Pak.

"Hormati gurumu, sayangi teman. Itulah tandanya kau murid budiman."


Ney.

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...