2 com

A Goodbye

Just wanna update an important step of my carreer life. Pretty much since 3 years I've been in a same company, doing the same thing, deal with the same person. And, one phone call a week ago changed everything.


I never been offered something important, particularly a job. Even from small company. That day, with their biggest name in TV & movie industry, they called me to offer something I can't resist. Because that's what I really wanted from a year ago. Yes, dreams do come true.


I said yes. But right in the moment, I felt scared, doubt, sad, and everything. But still, I said yes.


Then I remembered all of my friends I have here in my old office. Their gags, jokes, dirty jokes, goofiness, clumsiness, randomness, friendships. Irreplaceable. They probably think it's easy for me to leave. They just don't know. I will miss all of this. :(


So here I am, trying to make great memories in a month. So when I leave, they only remember good ones of mine. I remembered everyone's birthday and make a sweet surprise plan to them, because when my birthday comes in the end of September, I won't be here anymore. And probably my new friends haven't known it yet. So yeah, I feel like I'm dying, but the thing is, it feels pretty much the same.


Some peoples say "work-universe is cruel, you won't get any true friends or nice bosses at the office." Wrong. I had one.


Viva forever, RT Podjok. We'll meet again, sure. Trust yourself. You are all worthy, even if those-sucks-HRD-guys didn't say so.



Cheers,

Neysa



Read more »
0 com

Love Letter #1

Dear my future kids,

Hi, kiddos. Today is 1 day after international mom's day. I will be 26 this year, and no, I haven't married yet. So it's still kinda long way to go before I have you.

I know being mom is quite something. Though I'm sure I'll do it my best, still I know at some point I will let you down, disappointed you. I guess make everyone happy is impossible, right?

But, let me promise you something in the middle of the night, 12th of may, 2014. Someday, when I have you, I will make sure of me to try my very best to bring your very best out. And I swear not to make you feel, even little, less loved by me. Because when I do have you, I will love love love you. Very much.

So, I guess, until we meet then.


With Love,
Your Future-Mom


Read more »
0 com

This Phase

You'll know you're gonna pass the 'single-phase' in an exact second online stores don't have any of your interest anymore, cute shoes lose their flirting-side, branded bags even don't seem like important anymore. 

And you're interested more in financial management issues, house interior designs, furnitures & home-appliances seem more appealing, or instead of going to the Cinema 21, you prefer going to Ace Hardware or Informa.

And those 'sacrifices' you're doing, you're doing it with pleasures.

Well, I'm not trying to generalizing others.
But, that phase of my life is happening right now.


God, guide us. Be brave.
Neysa Rismalina
Read more »
0 com

When A Thing Leads to Another

People said a picture could pictured many things inside.





These are few of much memories that left behind in Bali. And they will always remind me of stepping stones Allah gave to me. Even in my wildest dream, I never thought I could experience something like this.

Alhamdulillah... 


Bismillah,
Neysa Rismalina
Read more »
0 com

Rezeki Bukan Putri....yang Bisa Tertukar

Hi.

Awal 2014 (sampai dengan April) dalam hidup gue, mungkin jika dibandingkan dengan timeline kehidupan di bumi, mirip dengan 'Dark Ages' alias 'Masa-masa Kegelapan'. Mungkin isi otak gue ibarat European culture yang lagi stagnan dan kehilangan kreativitasnya. Entahlah. Kelam aja gitu.

Beberapa minggu yang lalu, gue terpaksa (dipaksa) bedrest sama dokter. Alasannya agak memalukan sebetulnya... Katanya fisik gue menunjukkan gejala depresi. Men, gue tuh terlihat seperti selemah-lemahnya manusia, tau ga sih. Hahaha.

Anyway, tapi setelah diteliti. Well, gue tau sebabnya. Apalagi kalo bukan masalah pekerjaan. Mulai dari workload segunung, dengan kurangnya SDM, sampe THE F* DRAMA. (sorry for the words, I just can't help it, lol.)

Berawal dari sini, berujung ke dompet. Well, jujur aja gue merasa pekerjaan ini sudah menyita waktu gue, kehidupan sosial gue, emosi dan segala perasaan gue, dan sekarang berujung di fisik gue. Menurut gue, ketika lo harus 'mengorbankan' kehidupan pribadi lo untuk pekerjaan, it's not healthy anymore, guys.

That's why gue mulai merasa gak worth it. Terutama drama & politiknya sih, hahaha. Gue pun yakin, di setiap kantor pasti ada begininya. Tapi yang gue gak yakin adalah apakah dramanya segininya juga. Well... Secara ini kantor pertama sejak kelulusan gue.

Gue pun mulai mencari 'sampingan'. Sebenarnya, alasan pertama bukan karena duitnya (walaupun itu penting banget juga, hahaha), tapi yang paling penting adalah 'sampingan' gue as a photographer ini is my new getaway. Dimana di satu sisi, fotografi adalah obat waras gue, dan sisi lain gue bisa nambah pengalaman dengan dibayar. What else could be more fun than that?

Well, sampailah pada minggu ini gue dapet job ke Bali dari salah satu teman gue yang sekarang kerja di salah satu TV internasional yang ada di Jakarta. Gue di-hire jadi event photographer-nya. 

Seneng lah. Ke Bali, gratis, mewah, dibayar lagi. Alhamdulillah...

Tapi bukan itu intinya. 

Di satu sore ini, di sela-sela pemotretan, gue sama si teman gue ini tetiba kelaperan. Setelah mengikuti keinginan dia yang mau ke Domino's, berangkatlah kita...

Tapi waktu sampe di sana, randomly gue ngeliat Burger King dan jadi pengen beli. Akhirnya gue dan teman gue ini pun belok arah. 

Gak disangka, di dalem Burger King ada yang manggil gue...

"Neysa, ya? Inget gue ga? Zia.."

Gosh. Zia ini adalah teman SMA gue yang gak pernah gue liat atau kedengeran lagi kabarnya SEJAK lulus SMA. Gokil ga tuh? 

Ternyata doi jadi store manager di situ. Gokil ya... Gue pun amazed atas prestasi dia, yang udah jadi manager di umur gue gini, yang mana gue masih jadi cungpret. Anyway, tau dia jawab apa?

"Duh gue malah ngiri sama lo, fotografer udah bisa keliling Bali gratis, nginep di hotel mewah segala.. Gue cuma begini."

DEG. Gue merasa gue gak bersyukur.

I believe every-single-thing is happened for reasons. Dan menurut gue, pertemuan macam ini, terlalu aneh untuk disebut sebagai 'coincidence'. Ya gak sih? 

Allah listened every-single-word you say in your pray. Dan dia menjawab semua gejala depresi, kegelisahan, kesedihan, keputus-asaan gue ini with a little 'coincidence' sweet meeting and a simple line from a very old friend.

Bahwa manusia itu, selalu merasa dirinya paling menderita. Dan mereka sendiri yang membuat diri mereka sendiri tidak bahagia.

Dan bahwa, rezeki itu tidak akan pernah bisa tertukar. Bagaimanapun caranya.


"Ya Allah, jika rezekiku masih di langit, turunkanlah. Dan jika  di dalam bumi, keluarkanlah. Jika sukar, permudahkanlah. Jika haram, sucikanlah. Dan jika jauh, dekatkanlah."


Keep the faith,
Neysa.


(my gigantic room in Bali, and it's free.)
Read more »
2 com

Don't Lose Faith Yet

Ngerti banget sih, di dunia ini nggak ada yang namanya kebetulan. And I believe, Allah SWT had a greater plan for me. 

Ada banyak hal yang terjadi recently. Till I find myself this morning, wondering... Allah sayang banget sama saya. Hal-hal yang selama ini menjadi ketakutan saya, dibuktikan oleh-Nya with a simple, "you don't have to worry, anymore..."

Bahkan ketika saya alpha.

Tapi namanya manusia... 

"What if" itu racun. Barusan iseng browsing facebook dan menemukan teman-teman zaman kuliah dan SMA. Wow! Facebook itu bukti nyata how life could change us. Mulai dari yang menikah, punya anak yang lucu-lucu, sampai nerusin kuliah di luar negeri dan punya pacar bule, atau yang ikut suaminya ke luar negeri dan berkarier di sana.

Padahal dulu sekolahnya bareng lho...

Ngiri banget.

Mengingatkan mimpi-mimpi besar yang dulu pernah saya punya juga. 

Berkaca...

Allah memang sayang banget sama saya. Hal-hal yang selama ini menjadi ketakutan saya, dibuktikan oleh-Nya with a simple, "you don't have to worry, anymore..."

Dia tidak memberi apa yang saya ingin. Tapi secara nggak sadar, Dia memberi apa yang saya minta. Hal-hal yang jika sekarang saya pikir dengan logika... Nggak mungkin banget. Even in my biggest and surreal dreams. Sekarang beneran jadi kenyataan.

Allah memang sayang banget sama saya. Dia mengganti pengalaman yang ingin saya dapatkan dengan pengalaman lain yang nggak kalah hebatnya. Or I believe it so...

"Be brave. Take risks. Nothing can substitute experience." -Paulo Coelho-


Don't lose faith yet,
Neysa

One fine morning at Grand Palace.
Read more »
1 com

Alhamdulillah... Bismillah.

Setelah lama nggak ngepost, sebenernya aku nggak tau harus mulai dari mana. But at this point, I feel like God really hears all of my prayers. And, I mean all of them.

Thank God for all the pains, failures, and downs. Because I realized that there's greater God above those. Percayalah, Allah itu ada. Dia mendengar. Every little single thing.

Keep the faith, and make it bigger.

Neysa


P.s: I can't say a lot yet, but this is a lil teaser. It's ours. :)

Read more »
1 com

girls can dream

Really, sir?
In the middle of my craziness into you, is it really really necessary to wear that hot 3/4 sleeves baseball shirt today (or yesterday)?! And made my day heavenly. :P

Hahaha

So, this guy I always mention in the blog is just another iseng-iseng kok. Buat yang kemarin repot-repot nanya lewat LINE. No no no.  For going further is a big NO. Tapi lumayan lah kalo buat lucu-lucuan, biar ada yang seger-seger manis lewat di depan mata tiap hari aja. Hahaha. Gimana sih, kayak zaman SMA, pernah nggak sih ngecengin cowok satu buat barengan? Nah, bedanya ini buat sendiri. :P

Why? Why not?

Karena dia berbahaya.
*ahee bahasa guee...*

Tapi emang orangnya good looking, pintar, charming because of his passion. Tipe-tipe clumsy, tapi kalo udah in his thing jadi detail dan serius luar biasa. I adore those attitudes.

Girls can dream, right.

Good night, fellas!
I'm giving you bonus...

Mas Jake Gyllenhaal kesayangan akuh pake kacamata.
Sumber: Google.com


Neysa


Ps. Oh iya, nggak sengaja nemu blog ini. Buat yang suka cowok-cowok nerd boleh dibuka. :P
Read more »
2 com

mister navy shirt and geek look with super cute haircut

Hi mister... Yea you, mr. looking-good-with-those-nerd-attributes! ;P

And so, there was me at the parking lot, lagi ngantuk-ngantuknya, dan tampang seada-adanya lengkap dengan bad hair day, dengan 'Wednesday Slow Machine' di salah satu radio jadi soundtracknya, siap-siap mau pulang. Baru jalan beberapa meter, and there he was. Walking on the street looking good.

Expectation:
"Heei mas... Pulang duluan yaa.." Dengan suara serak-serak seksi mirip-mirip Raisa, dan angin membelai-belai rambut dengan gerakan slow motion. Looking cool, and dressed well (semacam pake casual/cocktail dress).
Dia yang berjalan menunduk, kepalanya terangkat, kemudian sambil tersenyum dengan mata teduh di balik kacamatanya, "Eh, Neysa.. Iya hati-hati yaa... Love you!" With a little blow kiss. Still slow motion.
"Iyaa... Love you too..." me answered him with another little blow kiss.

Kemudian, bunga-bunga dan dedaunan berjatuhan, dengan latar belakang sunset.


Reality:
"Mas *****! Pulang!" Saking nervousnya, yang keluar malah teriak. Rada ambigu antara ngasih kabar atau nodong. Angin sialan itu dengan hebatnya nambah-nambahin bikin poni keramat jadi belah tengah. Niatnya sih sambil ngasih klakson-klakson centil yang cuma *tin!*, tapi karena nervous jadi agak sedikit lebih panjang. Oke, agak panjangan. Plus dadah-dadah penuh semangat. Wearing those cargo and tee with a 'WTF' letters on it, looking far from womanly.
Antara jantungan dan takut ditodong, dia cuma senyum kaget sambil dadah balik, "yaa..."

Dan, nggak ada blow kisses, slow motions, atau daun/bunga berjatuhan. *yaiyalah menurut lo, dengan penampakan gue yang belah tengah aduhai ini dan mata-panda-muka-seada-adanya, dengan style preman palmerah masih bisa dramatis? Udah bagus yang ditegor nggak stroke mendadak.*

Benar kata orang,
"Expectation is the root of all heartache."

Ps. He looked sharp and charming, by the way. Nice effort, sir, nice effort.

_________

Dear God, do You mind if I have one like this? Please... ;P

Neysa


*Sumber foto: Google.com
Read more »
0 com

Lebaran Hari Ke-5


Lapor,

Lebaran hari ke-5, masih nggak ada kerjaan. Secara masih banyak yang belum masuk. Tapi lumayan laah, manager, dan beberapa kucing besar sudah masuk.

Tikus-tikus tidak bisa berpesta lagi, Jenderal.

Anyway, aku udah masuk kantor sejak lebaran hari ke-3. Kebayang nggak sih, lebaran hari ke-3, kantor udah kayak kuburan. Yang masuk nggak nyampe 10 orang. Dan, kemungkinan hingga akhir minggu situasi diperkirakan masih kondusif. Oh iya, bagi yang nggak tau, setiap hari kamis, di kantor emang 'Uniform Day'. Untungnya nggak kayak TV tetangga yang seragam-an tiap hari dan harus pake celana bahan, kita boleh dong pake apa aja, yang penting ada seragamnya. Hari kamis malah jadi semacam 'fashion day'. Ngooook.

Hey-ho, hari ini aku bertemu bapak itu. Baru buka pintu, dia nengok, "Eh, Neysa..." with his cute new hair cut. Emang aslinya udah ganteng bahkan dengan rambut agak panjang, potong rambut pendek jadi makin ganteng. (Oke, repetisi di kata 'ganteng'..) Aku cuma jawab "Eh, mas..." bahkan lupa minal minul saking speechless-nya. Hahaha.

Selingan doang, nggak apa-apa lah ya, biar semangat ngantor. Kalo buat diseriusin mah bahaya yang model gitu.


Sekian. Laporan selesai.


Neysa
Read more »
0 com

Blogku Dibajak Makhluk Berpipi Gembil

Photographed by: @AlfianRusli

Namaku Ibrahim, tapi biasa dipanggil Himhim. Keponakannya tante Neysa, tapi aku lupa umurku berapa. Entah dari mana asalnya, tapi mukaku Korea banget. Mungkin karena Ummi-ku ngidam K-Pop waktu pas hamil aku kali ya.

Jangan gampang gemes sama aku ya, soalnya pipiku gampang merah. Nanti kalo udah merah, malah makin gemes lagi. Huhuu...

Photographed by: @AlfianRusli

Ini aku lagi pake pecinya si om Kiki. Tanteku iseng banget ya, kan aku belum tau ini benda apa. Akunya sih main aja, nggak tau lagi difoto-foto. Itu bibirku asli, nggak pake lipstick. Jangan tambah gemes ya.

Ini ada foto satu lagi buat temen-temen tanteku yang lagi baca.

Photographed by: @neycit

Dadaah...


Himhim
*lagi ngebajak blog*
Read more »
0 com

Si Cungkring

Seharian jalan sama si cungkring, sahabat saya sejak SMA, has been quite 'jedotin kepala' moment. :)) You can hide yourself with other people, but not from your mirror. He's my mirror. Nyebelin emang. Banget. Apalagi doi emang nggak pernah melatih dirinya biar agak-agak keayak gitu kan ngomongnya.

Herannya adalah... Nyokap itu biasanya kuranf setuju kalo tau aku jalan berdua aja sama cowok. Manapun. Tapi kalo aku bilang jalan sama si cungkring, langsung boleh. Kurang sakti apa si cungkring? Or, maybe it's just my mom didn't see him as a guy. Haha.

Dan nggak tau kenapa. Kayaknya ngalir aja gitu kalo curhat di mobil. Rasanya, yang terpendam-terpendam itu bisa keluar semua kalo ada 2 faktor:
1. Si cungkring di sebelah
2. Pedal gas

Gila udah lama banget kayaknya sejak terakhir ketemu! Bahkan, kecenganku terakhir yang dia inget itu yang pas awal masuk kantor. Heeem, padahal udah setahun lebih aku ngantor. Jadi pas dia nodong, "So, give me some updates!" Aku bingung harus mulai dari mana.

Setelah ku ceritain semua-muanya, dia cuma bilang, "Jadi total ada berapa orang yang gue lewatkan?" Ngoik banget nggak tuh? As usual, setelah salah satu di antara kita cerita, pasti yang satunya bakal sok-sok bijak. Walaupun almost of his advices are always wrong. Tapi selalu ku dengerin. Heran? Sama. :))

"Gue tau lo udah move on, udah apalah segala macem. Tapi beneran udah move on, move on?"

......

"Move on dari kehidupan dia sebagai sahabat?"

Ngoik. Tapi tanpa aku jawab, dia udah tau jawabannya. Haha, koplaks emang. Terus, kenapa pake nanya?! Gembel emang si cungkring.

"Yaa lo nggak usah mikirin masa depan lah. Pikirin aja karier lo yang udah di depan mata. Masalah yang lain mah bisa nunggu.."

Well, I guess people change, right. People do change. So do you. And I, would never be the same.

And I'm gonna rock it.



Neysa

P.s: Butuh 2 mall, 2 restoran, 1 bioskop, 3 kali parkir, and thousands miles and still not enough. :p
Read more »
0 com

Hate is easy, love that needs courage.

Ya ampun, aku lupa kapan terakhir nulis blog ini.
Lupa posting terakhir apa.
Well, sebenarnya tinggal liat aja sih ya, but I decide not to, at least after I finish this post.


Aku udah lupa, apa aja yang harus di catch-up. Okay, I'll go with bullets.

1. Career.
This particular subject always make me excited. Belum, aku belum kemana-mana. Masih di kantor yang sama dengan posisi yang sama. Pulang juga masih nggak jelas, gaji juga nggak kemana-mana :p . Tapiii... Pengalaman dong yang nggak sama.

Ketemu dengan banyak orang baik dan luar biasa ini anugerah banget buatku. Suportif, ngemong, nggak pelit ilmu dengan kredibilitas yang udah nggak perlu diragukan lagi. Sempurna banget juga enggak, kadang ada yang ngeselin juga. :P But hey, semua pekerjaan juga begitu bukan. Senengnya adalah aku udah nemu ritme kerjanya. And with these experiences, I see this whole new world in a very different way. Seriously.


2. Social.
Hahahaaa... Ini nih. Berhubung kerjaan saya yang nggak 9 to 5, tapi 9 to 'kelar', agak susah ya 'mengejar' kehidupan sosial. Yaaa, gaulnya nggak jauh-jauh sama orang kantor (dududu...). Tapi sempet juga kok beberapa temen-temen lama. Bahkan sempet juga liburan bareng temen-temen SMA, ketemuan dengan beberapa temen kuliah, SMP. Walaupun banyak nggak bisanya, not bad laaah...

3. Personal
Pertanyaan pertama: Status? (pede banget! haha) I'm single, dan belum mau mengubahnya dalam waktu dekat. Bukan, bukan karena belum move on atau belum laku whatsoever (bhahaha, ngakak sendiri). It's because I prefer that way, being single.

See, there's a lot of things that you can't see when you're not single. Contoh, my inner peace. Waktu nggak single, aku nggak pernah sempat (atau nggak pernah mau) berkontemplasi sama diri sendiri. And turned out I've lost myself. Butuh waktu cukup lama untuk mengenal diri sendiri (lagi). Dan ketika aku udah mulai mengenal diri sendiri, aku jadi nyaman sendiri. That's it.

But that doesn't mean I live with no problem. You know my thing with my ex/bestfriend. Here's the thing... You can't judge things as black and white. Dan hasil dari kontemplasi dengan diri sendiri ini turned out, I kinda miss him. Not miss I-want-him-back kind of thing, but miss missing. Despite all of what had happened to us, he was my bestfriend after all. And because I knew him jauh jauh sebelum semuanya terjadi, I can't just as easy as hate him. But after all, I definitely can't undo that, right. *sigh* Well...

_______

Anyhoo, malem ini sahur terakhir. Walaupun lagi nggak sahur, kayaknya aku mau ikutan. Oh ya, satu hal yang entah aku dapat dari si inner peace *mau muntah, silakan...* ini adalah I learned how to forgive and let go. Let go ini yang susah. Kalo orang tua biasa nyebutnya ikhlas kali ya. Dan ternyata beban-beban itu bakal terangkat sendirinya ketika bisa ada dalam fase 'let go' ini.

Eits, ini bukan masalah percintaan aja. This is me paying attention more to the whole big picture than being annoyed by the details. Get it?

Nah, berhubung momennya lagi pas... I do realize I live with all mistakes and flaws, jadi jauh dari lubuk hati yang paling dalam... Aku minta maaf ya... Have a white, pure, and beautiful Ied. Allah bless us all.




The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong. -Gandhi


P.s: Walaupun kata-kata copas dari si mbah, but they reflect me the most. Jadi, minta maafnya beneran loh, sumpah...


With love and tons of kisses,

Neysa


_________

Update:
Ternyata posting terakhir tentang security SMA yang udah meninggal. He was my bestfriend. :'(
Read more »
2 com

This Old Man in School

So, I knew this old man. Namanya pak Malik. Dia penjaga sekolah sewaktu saya masih SMA. Entah di sekolah lain, kalo di sekolah saya, si pak Malik dan pak Rauf ini luar biasa. Temennya anak-anak. Angels.

Sampai detik-detik terakhir (bahkan kadang udah lewat jam masuk), mereka masih membuka pintu gerbang. Kalaupun akhirnya harus menutup pintu, they always looked sorry. Bukan tipe penjaga sekolah yang jadi sombong karena dikasih 'power' sama sekolah.

Dulu, dengan status saya yang masih murid baru, saya masih belum kenal siapapun di sekolah. Sebelum bertemu dengan sahabat-sahabat gila saya. Suatu sore saya permisi menumpang di posnya sambil menunggu jemputan papa. Papa pasti selalu kena macet. Ngobrol ngalor-ngidul. Dari situlah saya kenal mereka.

***

Menginjak tahun kedua saya di SMA. 2004. So, I knew this guy. This guy would be my bestfriend later. Karena jalan pulang yang searah, dan males nunggu jemputan papa yang terlalu sore, saya selalu nebeng pulang bareng dia. And it happened until the senior year came.

Pak Malik selalu bilang, "hati-hati!"

Ketika di tahun terakhir dan di hari-hari terakhir saya di SMA. 2006. Suatu hari di jam pulang sekolah ketika saya menunggu sahabat saya itu mengambil motornya di parkiran, Pak Malik berkata sesuatu, "Ntar kalo lo udah kuliah, udah kerja, udah nikah jangan lupa ya sama gue." Saya hanya cengar-cengir saja. Ketika sahabat saya itu datang, dia membisikkan sesuatu ke telinga saya, "Jangan lupa undangannya ya," sambil melirik ke arah sahabat saya yang sedang membetulkan helmnya.

"Apa sih, Pak..."

***

Tahun terakhir kuliah. 2010. Akhirnya sahabat saya ini mengungkapkan rasa sukanya yang ternyata sudah dipendamnya sejak lama. Saya langsung teringat pak Malik. He was right. Somehow, saya berpikir, dia harus tau ini.

Jadi, pulanglah saya ke Jakarta dengan alasan reuni ekskul. And so I met him again. Lalu saya melambai kepadanya dari kejauhan. Masih ingatkah dia dengan saya?

"Kemana aja lo? Nggak pernah keliatan. Sombong banget sih sama gue. Gimana Bandung?" Dia masih ingat. Sangat ingat. :')

"Pak, kamu harus tau. Aku jadian sama dia."
"Tuh kan, apa gue bilang..."

"Jangan lupa ya undangannya..."

***

Kerja, hampir menginjak tahun pertama. April 2012. Tenggelam oleh pekerjaan. Sampai suatu hari saya menerima broadcast message, "Inna lillahi wa inna illaihi roji'un. Telah meninggal pak Malik, satpam SMAN 78. Semoa semua amal ibadahnya dibalas oleh Allah SWT."

Deg.

Pak Malik.

Saya begitu tenggelam dengan pekerjaan. Sampai saya nggak pernah sempat memberitahunya. Memberitahu bahwa kami sudah tidak bersama lagi, bahkan tidak bisa menjadi sahabat lagi. Saya ingin dia tau. Bukan untuk menyalahkannya. Bukan.

Tapi karena dia tau saat kami bersama. Tak adil rasanya jika dia tidak tau saat kami tak lagi bersama.

Pak, maaf aku nggak bisa ngasih undangannya. Because, people do change.

Or maybe he'd already knew it.

***

I bet he knows it now.

Pak, could you help me one thing last. There's one named Malik there, don't look for him. Ask him, where's Ridwan instead. Because you're belong with Ridwan. Because you've always lived like angel here.

Selamat jalan, Pak. Rest in peace.

Hei, saya akan tetap mengirim undangannya kok, Pak. Tapi dengan cetakan nama yang berbeda tentunya. Dengan pria yang bisa membuat saya bahagia lebih dari sahabat saya. Insya Allah. :)


Neysa.
Read more »
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...