High School Madness

Nyebelin! Udah nulis panjang-panjang, tiba-tiba keapus. Mana draft-nya udah keburu ke apus juga. Dammit! *menghela nafas panjang* Soo, here we go again.. (Mungkin nggak se-panjang yang ku tulis tadi, abis males banget ngulang lagi..)

***

Ternyata oh ternyata, setelah diutak-atik ke sana kemari, sekaligus dapet bantuan dari si dia, yang juga ikut mengutak-utik blog, ternyata emang nggak bisa dimunculin si kolom komen di blog
ku yang ribet tersayang ini, heuu. Tapi, berhubung aku udah terlanjur cinta sama si layout yang ini, dan tidak menemukan cinta yang template-template lain yang ku browsing di internet seharian ini, akhirnya kuputuskan untuk tetap menggunakan template yang ini.

Trus masalah si kolom komen (masih berharap ada keajaiban yang bisa memunculkan si kolom komen di blogku sih) itu, aku memutuskan untuk menggunakan si kolom chat box sebagai penggantinya (itu juga kalo ada yang mo ngasih komen, hehe). Jadi tulis di sa
na aja ya bo'.

Oia, trus hari ini kutambahin playlist imeem juga di blogku. Itu juga setelah bersusah payah nyari-nyari lagunya dulu, haha. Tapi maaf dulu sebelumnya, kalo ternyata lagunya justru bikin tambah ngantuk (selain tulisannya), karena bagi sebagian orang (yang ku kenal), mereka justru menghina selera musikku karena bikin mereka ngantuk. Emang aku suka musik jadul, tapi juga suka musik jaman sekarang kok. Panik,haha! Coba aja play aja playlist-nya, dan buktikan sendiri. Haha.

And yes, I love Frank Sinatra. Sayangnya, lagu-lagu Frank Sinatra di imeem banyak banget tapi jarang yang familiar di kupingku. Jadi, malah banyak lagunya Frank Sinatra yang udah di cover version
sama orang lain, yang rekamannya lebih bagus. Dengerin aja deh.

***

Eniwei, kemarin aku abis blog-walking, dan
menemukan beberapa blog orang yang berasal dari SMA yang sama denganku, SMAN 78, Jakarta Barat. Hmm, jadi bernostalgia gitu deh. Jadi inget banyak hal. Mulai dari yang sedih-sedih, gila-gila, sampe yang seneng-seneng. Jadi inget juga kata orang-orang yang bilang kalo masa-masa SMA itu adalah masa yang paling indah. Bener nggak sih?

Hmm, jawabanku iya. 'Indah' bukan berarti indah kayak gambar pemandangannya anak SD yang ada gambar dua gunung, dengan jalan di tengahnya, sunset di antaranya, dengan sawah dan rumah di sebelah kanan dan kiri jalan. Tak lupa awan dan burung di atas gunung. Bukan, b
ukan itu. Aku menyebutnya indah, bukan pula karena jalanku yang lurus-lurus aja tanpa halangan. Karena jalanku waktu itu jauh dari mulus, malah penuh dengan batu dan kerikil.

Tapi serius deh, aku sempet stres banget waktu itu. Apalagi waktu baru masuk dulu, aku ditempatkan di kelas yang 'katanya' unggulan. Dan sekelas dengan murid-murid 'unggulan' itu feels like hell. Mungkin karena sama-sama dulunya (waktu SMP) juara, jadi jiwa kompetisinya kental banget (dan kadang nggak sehat), belom lagi egois dan individualistisnya yang kenceng banget, dan juga jangan lupakan sekelas itu isinya 'mantan' juara di SMP dan ingin mengulang kesuksesannya di SMA (baca: A-M-B-I-S-I-U-S).

Waaw, padahal aku cuma kebetulan aja punya nilai bagus waktu SMP. Kebetulan aku masih rajin, kebetulan aku fokus
banget, kebetulan aku ngerti sama pelajarannya, which I don't have them in high school. Dan belum ada beberapa bulan, aku sudah merasa nggak cocok di sana, dan sekaligus jadi stres berat. Sampe-sampe suatu hari di sela-sela doaku waktu sholat, aku inget banget sempet 'curhat' dan bertanya pada-Nya apa aku salah berdoa? Karena waktu aku SMP, aku sering banget berdoa pengen masuk SMA 78 (yaa, se-spesifik itu doaku..) dan menurutku, kalo mungkin aku terlalu memaksa-Nya supaya mengabulkan doaku, walaupun itu bukan yang terbaik untukku. What a stupid thought!

Tapi, untunglah pada akhirnya aku menemukan orang-orang yang bisa aku terima dan menerimaku apa adanya, tanpa aku harus berpura-pura menjadi orang lain. Mereka bisa menerima segala keanehan, ke-autis-an ku, dan paket lengkap kebodohan campur kecerobohan ditambah sifatku yang luar biasa pelupa itu. Haha! Dan mereka adalah sahabat-sahabatku dan keluarga keduaku (baca: Paskibra 78).

Mungkin sebagian orang akan tertawa melecehkan, karena tulisanku barusan. Apa sih? Sekte-pemuja-tiang gitu dibilang keluarga kedua. You'll never know what I've got there, kalo nggak pernah merasakannya sendiri. Dan, menurutku sayang banget bagi mereka yang menganut 'ilmu itu bisa didapat dari mana saja', tapi justru menyepelekan ekskul kesayanganku yang satu itu. Jadi jangan heran, kalo ada kerabatku atau kolegaku yang ku kenal ada yang masuk 78 akan langsung kutawarkan masuk ekskul Paskibra. Karena mereka lah, aku siap mendewasakan diriku sendiri. Yeaa right, kata-kata 'siap' itu yang selalu mereka dengungkan dulu. Dan memang benar, I'm ready to face the world. Haha! Berlebihan.

Orang-orang di atas itulah yang kemudian bikin masa-masa SMA-ku nggak se-seram, nggak se-kejam, dan nggak se-parah sebelumnya. Dari yang tadinya childish and brainless, jadi childish with brain *haha!*. Maksudnya, emang nggak langsung berubah banget juga, karena semuanya butuh proses. But, at least sekarang udah bisa 'mikir'.


And, I'm really happy to know that.. ternyata doaku nggak pernah salah, dan aku tak pernah menyesali apapun sekalipun.. ^___^

Jadi inget salah satu quote favoritku, dari film Evan Almighty:
If someone prays for patience, you think God gives them patience? Or does he give them the opportunity to be patient? If he prayed for courage, does God give him courage, or does he give him opportunities to be courageous? If someone prayed for the family to be closer, do you think God zaps them with warm fuzzy feelings, or does he give them opportunities to love each other?
And here they are, beberapa teman-temanku, and my best friends I mention before, in high school: (Foto keluarga besar Paskibranya nyusul deh,hehe.. Udah capek nih gara-gara mesti ngulang lagi tadi..)


miss you guys! heuu..

Today's Soundtrack: Esok kan Masih Ada - Firman (track no.24 di playlist-ku..)


Wish you all have a high-school-madness like me,

Ney.

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...