You Know Who I'm Talking About

Mungkin saya bukan orang yang memiliki kapasitas untuk menulis ini. Because.... you know, I'm not the 'expert' one. Tapi satu hal yang saya yakini selama ini, tidak ada salahnya dengan perdamaian. Mengapa harus perdebatan jika masih ada istilah toleransi? Mengapa harus ada pertengkaran jika masih ada diskusi? Mengapa harus ada kekerasan jika masih ada komunikasi?

Memang berat, tapi titik itulah yang dinamakan berusaha. Berusaha jadi manusia yang lebih baik. Dari pengalaman, yang 'baik-baik' itu memang cenderung berat untuk dilakukan dan penuh godaan, tetapi bukan mustahil.

Saya benci untuk bersikap apatis, sikap yang selalu saya ambil ketika otak saya kemudian berpikir 'tidak ada lagi hal yang dapat saya usahakan, maka saya diam saja, masa bodoh'. It's not me. So I wrote this.

Lebih lanjut, saya berusaha mengerti dari sudut pandang mereka, hal yang selalu saya lakukan ketika ada masalah. Mencoba mengerti apa yang ada di dalam isi pikiran mereka? Mengapa mereka sampai hati melakukan hal-hal jahat. Apa mungkin mereka tidak tahu? But they supposed to be the 'expert' one, you know, when someone wears particular attributes, I'm surely could guess that they want to be noticed by people, noticed that they're "something", noticed that they're "important", in some cases, maybe noticed that they "know more than others (or you may say 'expert')."

Bahayanya, orang-orang dengan tingkat kepercayaan rendah (termasuk saya) akan mudah terprovokasi dengan label yang terakhir, dan kemudian membenarkan segala tindakan mereka yang, tentu saja, belum tentu benar.

Sebut saya pluralis, tapi saya memang percaya perbedaan itu memang ada dan diciptakan, dan bukan untuk dihilangkan. If it isn't, then why Allah created one? Padahal Dia-lah yang Maha Berkuasa, pasti dengan jentikan jari bisa menghilangkan perbedaan itu. Dan, mengapa Dia tidak melakukannya sejak dulu? Jadi satu-satunya penghiburan penjelasan yang paling masuk akal bagi saya, mungkin mereka 'lupa'.

Even as the fingers of the two hands are equal, so are human beings equal to one another. No one has any right, nor any preference to claim over another. (Muhammad SAW)

Try to pass your mornings and evenings in a state where your heart is free from all ill-feelings, jealousy and hatred for everyone, and remember that this is my Sunnah, and he who loves my Sunnah will be with me in paradise. (Muhammad SAW)

Do you love your creator? Love your fellow-beings first. (Muhammad SAW)


“lakum dinukum waliyadin” -- your believe is for you only, and what I believe is for me only.


Ney.

2 comments:

Co | August 9, 2010 at 8:34 AM

entahlah ney..
seperti yang sering kita obrolkan, Tuhan pasti punya caranya sendiri untuk menilai, kita sebagai manusia memang nggak berhak menilai manusia lain..
jangan katakan orang 'sombong' (terhadap Tuhan), karena tanpa sadar sendirinya lah telah sombong 'melangkahi' Tuhan 'menjudge' orang lain..

neycit | August 9, 2010 at 11:43 AM

remember when you pointed at someone, three fingers pointed at you.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...