Tragedi si Uut
Jadi hari ini masih ngampus seperti biasa, dan seperti biasa juga ketemu anak-anak. Setelah beberapa hari akhirnya pulang ke kandang (Ciledug) dan bertemu dengan sanak keluarga, hihih bahasanya. Padahal belom puas mainin keyboard (tang-ting-tung kita nabung) dan si gitar baru itu (jreng-gonjreng-gonjreng).
And finally, kebeli juga tuh sepatu converse yang sudah ku incar sejak lama, sayang nasib putih cemerlangnya hanya bertahan 3 hari sodara-sodara. Heuu. Gara-gara kecengklak (separuh kaki kiriku terperosok di lubang di antara jeruji-jeruji got jahanam itu), jadi belang sebelah deh tu si uut. Siaul. Kejadiannya di sebelah Cawit, ada besi-besi yang di trotoar (buat nutupin got itu loh), dan akhirnya si uut terjebak di antara besi itu. Lumayan bikin kakiku sakit untuk beberapa jam.
Read more »
And finally, kebeli juga tuh sepatu converse yang sudah ku incar sejak lama, sayang nasib putih cemerlangnya hanya bertahan 3 hari sodara-sodara. Heuu. Gara-gara kecengklak (separuh kaki kiriku terperosok di lubang di antara jeruji-jeruji got jahanam itu), jadi belang sebelah deh tu si uut. Siaul. Kejadiannya di sebelah Cawit, ada besi-besi yang di trotoar (buat nutupin got itu loh), dan akhirnya si uut terjebak di antara besi itu. Lumayan bikin kakiku sakit untuk beberapa jam.
uutkuuu sayaaangg..
Akhirnya sampe kos ku cuci lah sepatuku yang satu itu dengan sepenuh hati dan tenaga. Lumayan sih bisa ilang, walaupun juga nggak jadi seputih dulu. Heuu.
Anyway, kenapa semua orang akhir-akhir ini pada ngomongin bisnis ya? Apa sudah se-begitu tuanya aku sampe-sampe orang-orang menganggap aku sudah harus berbisnis (intinya masih menganggap diri sendiri masih kecil). Yea, right, aku sangat ingin berbisnis, tapi masalahnya bisnis apa? Mulai dari sepatu sampe EO udah pernah diomongin, tapi pasti lagi-lagi balik lagi ke pertanyaan awal, serius nggak nih? Jujur kalo yang bermodal besar aku masih jauh dari berani, sekarang mikir jeleknya deh, kalo modalnya nggak balik? (Emang dasar nggak ada jiwa entrepreneur-nya nih, risk-taker) Abisan kadang diselingi lelucon-lelucon juga sih, bikin aku jadi agak mikir, "Serius nggak nih?". Tapi serius deh, aku yakin walaupun dengan modal nggak terlampau besar, tapi kalo ditekunin pasti bisa maju. Insya Allah. Amin.
Btw, film dragon ball: evolution agak kekanak-kanakan nggak sih? Naganya juga mengecewakan, secara di tv (dulu setiap hari minggu jam 9 pagi di Indosiar, entah sekarang) ending credit-nya animasi Goku lari-lari di atas badan naga, which is aku beranggapan naganya amat-sangat besar, panjang, purba, menyeramkan tapi sekaligus bijak, tapi ternyata di filmnya sangat mengecewakan. Kesannya si Goku/Oozoru lah intinya. Padahal, namanya juga dragon ball, bolanya aja bagus, masa naganya kacangan. Tapi drama-komedinya dapet kok. Stephen Chow, no wonder.
Si dia? Masih baik-baik saja. We're just fine. (Kayak ada yang nanya aja, ahhaha)
Ney.
----------
P.s: kok akhir-akhir ini aku merasa blogku agak nggak penting ya? Hmm, lagi agak nggak mood nulis yang agak mikir, lagi pusing dan batuk ni. Mana setiap batuk jadi pusing, jadi mending ditahan deh batuknya biar nggak pusing.
Kayaknya ada yang ketiduran (lagi), padahal dia yang mau telfonan dan aku yang sapi. Haha. Mungkin aku lebih tepat disebut kelelawar daripada sapi, abisnya malem-malem gini malah nggak bisa tidur.
Oia, bagi yang ngerasa penakut, ato sok berani, jangan nonton Coming Soon (film horror Thailand). Bikin gila!
Anyway, kenapa semua orang akhir-akhir ini pada ngomongin bisnis ya? Apa sudah se-begitu tuanya aku sampe-sampe orang-orang menganggap aku sudah harus berbisnis (intinya masih menganggap diri sendiri masih kecil). Yea, right, aku sangat ingin berbisnis, tapi masalahnya bisnis apa? Mulai dari sepatu sampe EO udah pernah diomongin, tapi pasti lagi-lagi balik lagi ke pertanyaan awal, serius nggak nih? Jujur kalo yang bermodal besar aku masih jauh dari berani, sekarang mikir jeleknya deh, kalo modalnya nggak balik? (Emang dasar nggak ada jiwa entrepreneur-nya nih, risk-taker) Abisan kadang diselingi lelucon-lelucon juga sih, bikin aku jadi agak mikir, "Serius nggak nih?". Tapi serius deh, aku yakin walaupun dengan modal nggak terlampau besar, tapi kalo ditekunin pasti bisa maju. Insya Allah. Amin.
Btw, film dragon ball: evolution agak kekanak-kanakan nggak sih? Naganya juga mengecewakan, secara di tv (dulu setiap hari minggu jam 9 pagi di Indosiar, entah sekarang) ending credit-nya animasi Goku lari-lari di atas badan naga, which is aku beranggapan naganya amat-sangat besar, panjang, purba, menyeramkan tapi sekaligus bijak, tapi ternyata di filmnya sangat mengecewakan. Kesannya si Goku/Oozoru lah intinya. Padahal, namanya juga dragon ball, bolanya aja bagus, masa naganya kacangan. Tapi drama-komedinya dapet kok. Stephen Chow, no wonder.
Si dia? Masih baik-baik saja. We're just fine. (Kayak ada yang nanya aja, ahhaha)
Ney.
----------
P.s: kok akhir-akhir ini aku merasa blogku agak nggak penting ya? Hmm, lagi agak nggak mood nulis yang agak mikir, lagi pusing dan batuk ni. Mana setiap batuk jadi pusing, jadi mending ditahan deh batuknya biar nggak pusing.
Kayaknya ada yang ketiduran (lagi), padahal dia yang mau telfonan dan aku yang sapi. Haha. Mungkin aku lebih tepat disebut kelelawar daripada sapi, abisnya malem-malem gini malah nggak bisa tidur.
Oia, bagi yang ngerasa penakut, ato sok berani, jangan nonton Coming Soon (film horror Thailand). Bikin gila!