Putus

Aku memang sudah tua dan kolot, ketinggalan zaman katanya.
Aku memang jauh lebih lamban, tidak seprima, dan tidak seproduktif dulu.
Dibandingkan pada saat pertama kali kita bertemu.
Tapi aku rasa hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk meninggalkanku.

Tidak adil rasanya.
Padahal aku tak pernah mengkhianatimu, meninggalkanmu. Sedikitpun.
Kuberikan semuanya yang kau mau, tapi kau remehkan aku tepat di wajahku.
Teganya kau sakiti aku setelah semuanya yang kuberikan untukmu.
Teganya kau buang aku karena aku tidak semenarik dulu.

Padahal itu semua juga karenamu.
Karena aku yang terlalu setia padamu.

Apa kau senang dengan pacar barumu?
Dia kan berbeda denganku.
Dia jauh lebih keren dan modern, tidak seperti aku yang keriput dan kuno ini.
Bagaimana kabarmu dengannya?

Semoga dia juga bisa menghidupimu seperti aku dulu.
Semoga dia juga bisa setia layaknya aku dulu.

Maaf, tapi aku ingin putus denganmu.

Tapi tidak.
Tidak seperti yang lain yang bisa berpikir klise, "kita berteman saja" setelah putus.
Karena aku tidak bisa.
Maaf, kita tidak bisa berteman setelah ini.

Maaf.

Sampaikan saja salamku untuk pacar barumu, Teknologi.
Semoga kalian bahagia.


Bumi

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...